Jumat, 30 September 2011

Pribahasa

H. Peribahasa
Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya.
Peribahasa dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu:
A. Pepatah
B. Perumpamaan
C. Pemeo

Pepatah adalah sejenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua.
Contoh:
1. Bayang-bayang sepanjang badan: apa yang dikerjakan hendaknya disesuaikan dengan kekuatan diri sendiri
2. Tak ada gading yang tak retak: semua orang atau sesuatu itu tentu ada kurang atau celanya meskipun hanya sedikit.
3. Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari: kebaikan yang banyak itu hilang oleh kesalahan yang sedikit.
4. Tiada rotan akar pun jadi: jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun dapat digunakan.
5. Mati semut karena gula: manusia dapat dikuasai dengan kata-kata manis.



Perumpamaan ialah sejenis peribahasa yang berisi perbandingan.
Biasanya menggunakan kata-kata: seperti, sebagai, bagai, bak, dan laksana.
Contoh:
1. Mendengar berita itu hatinya bagai diiris sembilu. = hati yang sangat pedih.
2. Semenjak kejadian malam itu, gadis itu bagai kucing dibawakan lidi. = orang yang berada dalam ketakutan.
3. Jika ingin jadi manusi mulia, belajarlah seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk. = orang yang berilmu tinggi tidak akan menyombongkan dirinya.
4. Shinta dan Shanti seperti pinang dibelah dua, jarang orang dapat membedakannya. = dua orang yang serupa benar.
5. Baginya gadis itu seperti pungguk merindukan bulan. = mengharapkan sesuatu yang tidak mengkin tercapai.
Pemeo ialah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.
Contoh:
1. Kamu harus sabar, harus patah sayap bertongkat paruh. = tidak mudah putus asa.
2. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah. = daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.
3. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. = laba sama dibagi, rugi sama dipikul.
4. Esa hilang, dua terbilang. = tetap hati mengerjakan suatu pekerjaan yang berbahaya.
Tak emas bungkal diasah, tak air taalang dipancung. = segala daya upaya dilakukan, asal yang dicita-citakan berhasil.
H. Ungkapan

Ungkapan atau idiom ialah bentuk bahasa berupa gabungan kata (frasa) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Dalam bahasa Indonesia, idiom dibagi atas beberapa jenis sebagai berikut:
1. Idiom dengan menyebutkan bagian tubuh.
Contoh:
a. Selesaikan masalah itu dengan kepala dingin!
( kepala dingin = pikiran yang tenang )
b. Denny kelihatan berat hati meninggalkan tanah kelahirannya.
( berat hati = bimbang )

2. Idiom yang berhubungan dengan indra.
Contoh:
a. Jangan bermuka masam terus nanti kelihatan tua!
( muka masam = murung )
b. Semenjak perusahaannya mengalami pailit, dia kelihatan sempit hati.
(sempit hati = lekas marah )
3. Idiom dengan nama warna.
Contoh:
a. Gadis itu tampak merah muka jika bertemu dengan pemuda idamannya.
( merah muka = kemalu-maluan )
b. Kasus pencurian kemarin diajukan ke meja hijau.
( meja hijau = pengadilan )
4. Idiom dengan nama benda-benda alam.
Contoh:
a. Sekarang keluarga Pak Joko jadi bumi langit di kampung ini.
( jadi bumi langit = orang yang selalu diharapkan pertolongannya)
b. Karena salah air, anak itu jadi nakal.
( salah air = salah didikan )
5. Idiom dengan nama binatang.
Contoh:
a. Amin selalu menjadi kambing hitam di kelasnya.
( kambing hitam = orang yang dipersalahkan )
b. Karena berotak udang, Darman jarang sekali naik kelas.
( berotak udang = bodoh )
6. Idiom dengan nama bagian tumbuh-tumbuhan.
Contoh:
a. Semenjak musibah itu, sekarang Heny hidup sebatang kara.
( sebatang kara = hidup seorang diri )
b. Buku ini merupakan buah pena penulis yang sangat dikagumi banyak orang.
( buah pena = karangan )
7. Idiom dengan nama bilangan.
Contoh:
a. Kita harus bersatu padu jika ingin menang dalam pertandingan nanti.
( bersatu padu = benar-benar bersatu )
b. Karya seni itu tiada duanya di Negara ini.
( tiada duanya = tidak ada bandingnya )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar